Jumat, 12 September 2008

Mengenal Elit dalam Masyarakat


Mengenal Elit dalam Masyarakat

Oleh: Adi Park

Dalam Seluruh Tindakan Sosial, Para Pencipta adalah Individu yang Kreatif

(Sejarawan Arnold Toynbee)

Apa itu Elit?

Istilah elit sudah dikenal sejak abad ke-17 untuk menunjuk barang-barang yang mempunyai kualitas tinggi. Penggunaan kata tersebut, seiring berjalannya waktu, dipakai untuk menunjuk pada kelompok sosial yang unggul, unit-unit militer kelas satu, bahkan pada tingkat bangsawan.[1]

Vilfredo Pareto, seorang Sosiolog, mendefinisikan elit dengan dua cara yaitu: individu dilihat dari kelebihan dan kekurangan yang nampak di dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh untuk melihat perbedaan kelebihan dapat digunakan dengan indeks, dan ini seringnya digunakan dalam kelas, yaitu anak yang bisa mengerjakan soal akan mendapat nilai 10 (sepuluh), tetapi yang tidak bisa akan mendapat nilai nol (0).[2]

Kelompok elit, dalam realitas masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu ekonomis, politis, dan kelompok yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu. Dari ketiga kelompok tersebut, mempunyai hubungan erat satu dengan yang lainnya. Misal, kelompok politis biasanya jua orang yang mempunyai ekonomi, begitu sebaliknya.

Menjadi Elit?

Munculnya kelompok tersebut, merupakan proses yang terjadi di dalam masyarakat. Namun demikian, ada juga yang dibuat untuk mengejar tujuan bersama. Hal tersebut terjadi karena adanya unsur kepandaian, tingkat umur (senior), sifat asli yang dimiliki anggota kerabat dari seorang kepala masyarakat, dan tidak dipungkiri juga terbentuk oleh harta yang dimiliki dalam batas-batas tertentu.[3]

Untuk melihat kemampuan kelompok elit dalam mempertahankan posisinya, ditentukan oleh bisa dan tidaknya kelompok-kelompok tersebut ketika mempertahankan posisi dan masih mempunyai pengaruh di tengah masyarakat yang berubah, yaitu menciptakan masyarakat yang beradab.

Penciptaan masyarakat yang beradab inilah yang kemudian membentuk orang untuk menjadi elit, yaitu kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, kesadaran apabila ada keinginan untuk masuk dalam kategori tersebut diperlukan usaha keras agar kualitas diri dimiliki, ditingkatkan.

Namun, tidak semua orang harus melakukan hal yang sama, karena tiap orang berada pada posisi yang berbeda. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Weber (yang khusus membahas pada tradisional), dalam tiga bagian, yaitu tradisional, karismatik, dan rasional legal. Untuk rasional legal, terdapat pada masyarakat barat modern, ini disebabkan oleh tingkat rasionalitas yang tinggi. Akan tetapi, untuk tradisional tidak berdasar pada sistem kepercayaan yang dilihat dari garis keturunan keluarga. Sedangkan karismatik lebih disebabkan oleh kemampuan yang luar biasa atau memiliki ciri-ciri yang tertentu yang diakui kelompoknya.[4]



[1] T.B.Bottomore, Elit dan Masyarakat, terj.Abdul Harris dan Sayid Umar, (Jakarta: Akbar Tanjung Institute, 2006), hlm.1.

[2] Ibid., hlm.1.

[3] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, edisi baru ke-empat, (Jakarta: PT Raja GRafindo, 1990), hlm.253-254.

[4] George Ritzer dan Douglas J.Goodman, Teori Sosiologi Modern, terj.Alimandan (Jakarta: Prenada, 2004), hlm.37-38.

Tidak ada komentar: